Petani Jeruk Di Sambas Keluhkan Harga Jeruk Siam Anjlok
Anjloknya harga jeruk siam di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat membuat petani jeruk mengeluh. Hal ini dirasakan oleh salah satu petani Jeruk Siam, Mursalin, Kamis.(21/8/2025).
Menurutnya biaya operasional,perawatan, pengolahan dan sebagainya tidak sepadan dengan harga penjualan jeruk saat ini.
Dikatakannya untuk harga jeruk gred A Rp 5000, kemudian untuk gred B Rp 4000, gred C Rp 3000 dan Gred D Rp. 2000, perkilonya.
"Sudah berapa Minggu ini harga jeruk dengan ukuran paling besar saja atau ukuran A hanya dihargai dengan Rp5.000 per kilogramnya. Apalagi buah ukuran di bawah itu lebih murah lagi," ujar seorang petani jeruk di Sambas, Mursalin.
Mursalin menjelaskan dengan kondisi harga saat ini tentu tidak sesuai dengan harapan, apalagi penjualan jeruk oleh petani juga dibatasi oleh agen dan biasanya agen tutup tidak menerima pembelian.
"Sekarang agen membatasi pembelian jeruk. Biasanya petani yang akan menjual jeruk kesulitan dalam memasarkan buah jeruk nya," ungkapnya.
Rentetan permasalahan mulai dari Agen tidak menerima pembelian, kemudian harga tidak sesuai dengan biaya pengeluaran operasional kebun jeruk, ditambah lagi dengan harga sembako yang melonjak, tentu membuat petani jeruk kewalahan dan kesulitan. " Jadi kita susah mau memasarkannya, banyak yang di biarkan berjatuhan di pohonnya karna harga murah dan sulit memasarkannya," jelasnya.
Ia berharap kepada pihak-pihak terkait dapat menanggulangi permasalahan yang sudah cukup lama ini dan meminta ada ketetapan harga pasaran umpamanya seperti pembelian gabah dari menteri yang membidangi.
"Dengan pembelian yang terbatas oleh agen petani akan kesulitan menjual buah jeruk yang masih tersisa. Jika terus berlanjut tentu buah jeruk semakin matang dan bisa menyebabkan buah jeruk rusak," paparnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Sambas, Fraksi Partai Gerindra Bui Kiong,daerah pemilihan Kecamatan Tebas, Sebawi mengatakan, terjadinya penurunan harga beli jeruk oleh agen jeruk bukan baru kali ini terjadi.
"Memang perlu sekali solusi dari Pihak terkait baik Kabupaten, Provinsi dan Pusat untuk memberikan kebijakan atas masalah tersebut. Karna Kabupaten Sambas Penghasil Jeruk terbesar dan masalah ini sudah lama terjadi, harus ada regulasinya umpamanya sistem marketing penetapan ketentuan harga standar, "ujarnya. (Amr/LNS)
0 Komentar