Tingkatkan Kapasitas Operator, Disdik Gelar BIMTEK SPM Bidang Pendidikan
Dalam rangka meningkatkan kapasitas para operator desa dan operator pendidikan dalam memverifikasi dan memvalidasi (verval) data Anak Tidak Sekolah (ATS) di setiap Desa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan.
Bimtek SPM berlangsung selama 7 hari, dari tanggal 12 hingga 20 November 2024, di Gedung Keberbakatan dan Aula Atas Dikbud, Kabupaten Sambas.
Menurut Ketua Panitia Zulpian kegiatan, bahwa Data ATS terdiri dari anak-anak yang mengalami Drop Out (DO), Lulus Tidak Melanjutkan, dan Belum Pernah Bersekolah.
Dikatakannya, Kegiatan ini melibatkan beberapa Kecamatan di Kabupaten Sambas termasuk Teluk Keramat, Sambas, Galing, Pemangkat, Tebas, Paloh, dan Kecamatan lainnya. Dengan Jumlah peserta mencapai 917 peserta, yang terdiri dari Operator Desa, Operator DAPODIK (SMA/SMK dan SD/SMP), kemudian Operator EMIS (MI, MTs, MA) serta Operator PKBM.
“ Dengan adanya bimtek ini, diharapkan hasil kegiatan ini dapat memperbaiki kualitas data ATS di Kabupaten Sambas sehingga bisa mendukung program-program untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang tidak sekolah,” harapnya.
Ia juga menginginkan dengan bimtek ini dapat melatih peserta dalam verval data ATS, sehingga mampu mengidentifikasi kondisi pendidikan di desa masing-masing. Juga memastikan bahwa semua data ATS di tingkat desa tercatat dengan akurat dan lengkap.
“ Selain itu, ini adalah upaya dalam mendukung program pemerintah dalam meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang tidak sekolah,” katanya.
Sejalan dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas, Arsyad, S.Pd., MM, menyampaikan, salah satu tantangan besar yang sedang kita hadapi adalah memastikan setiap anak memiliki akses pendidikan yang layak. Namun, hingga saat ini, pelaksanaan SPM di Kabupaten Sambas, khususnya terkait angka partisipasi sekolah anak, masih belum mencapai target yang diharapkan. “ Kita masih berjuang untuk memenuhi hak anak-anak kita yang terhenti di tengah jalan, mereka yang lulus tetapi tidak melanjutkan, bahkan yang belum sempat duduk di bangku sekolah,” sampainya.
Arsyad mengingatkan bahwa hal ini memerlukan perhatian dan upaya yang tidak biasa dari kita semua. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih tegas dan responsif terhadap situasi ini. “ Anak Tidak Sekolah bukan hanya sekadar angka statistik, mereka adalah anak-anak kita, aset masa depan yang akan membangun daerah ini. Mereka adalah pemegang estafet kemajuan yang perlu kita rangkul, kita dukung, dan kita bantu kembali ke jalur pendidikan,” ucapnya.
Melalui kegiatan ini, saya berharap bimbingan teknis yang dilakukan tidak sekadar prosedural, tetapi mampu menghasilkan solusi nyata. “ Kita perlu mengkaji strategi verifikasi ATS dengan lebih teliti, melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih empatik, dan menciptakan kolaborasi lintas sektor yang mendalam. Dengan semangat kebersamaan, mari kita pastikan bahwa setiap anak Sambas mendapatkan hak pendidikannya, tanpa kecuali,” pungkasnya. (Amr/LNS)
0 Komentar